Angkat Konsep Arsitektur Berkelanjutan, Ahmad Sulton Royan Masuk 10 Besar AYDA Indonesia Awards
Ahmad Sulton Royan mahasiswa Arsitektur ITN Malang masuk 10 besar Architecture Category, Asia Young Design Award (AYDA) Indonesia Awards 2022/23. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Debut mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang di Asia Young Design Award (AYDA) Indonesia Awards 2022/2023 diwakili oleh dua mahasiswa arsitektur. Salah satunya adalah Ahmad Sulton Royan yang berhasil lolos 10 besar pada kategori arsitektur. Sedangkan rekannya, Muhammad Khafid Kadafi berhasil meraih bronze medal, kategori arsitektur.
AYDA Indonesia Awards berangkat dari salah satu visi Nippon Paint yang berkomitmen untuk memicu kreativitas dan mendorong inovasi di kalangan mahasiswa sembari membimbing pengembangan profesionalisme mereka. Event inipun dimanfaatkan oleh Royan sapaan akrab Ahmad Sulton Royan.
“Alhamdulillah masih bisa ikut event nasional di AYDA Indonesia Awards. Sayangnya belum bisa masuk grand final. Tapi cukup menambah pengalaman,” ujar Royan saat dihubungi lewat sambungan whatsapp beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Raih Bronze Medal AYDA Indonesia Awards 2022/23
Creative Hub dan Fasilitas Inkubator Bisnis adalah judul yang diangkat Royan. Menurut Royan, karyanya berangkat dari permasalahan akibat dari pandemi covid-19. Dimana wabah ini melanda pada mayoritas negara di seluruh dunia yang mengakibatkan perekonomian menurun khususnya di Indonesia. Bank Dunia telah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia hanya mencapai 2,1%, dimana hal ini juga ditunjukan pada persentase kenaikan angka penduduk miskin serta kenaikan angka pengangguran.
Creative Hub dan Fasilitas Inkubator Bisnis karya Ahmad Sulton Royan mahasiswa Arsitektur ITN Malang. (Foto: Istimewa)
“Saya berpikir perlu adanya suatu wadah bagi masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dengan basis bidang ekonomi kreatif dan bisnis. Secara teknis, projek ini merupakan skenario dalam proses bagi para pelaku usaha di bidang ekonomi kreatif. Berangkat dari pencarian ide hingga ke tahap proses inkubasi bisnisnya. Hal ini bertujuan agar dapat menciptakan lebih banyak lagi para pelaku usaha dibidang ekonomi kreatif,” bebernya.
Konsep yang diterapkan pada rancangan Royan adalah arsitektur berkelanjutan. Rancangan ini mengimplementasikan tujuh poin sustainable development goals (SDGs). Yaitu: rainwater harvesting, penggunaan solar panel energy, fasilitas co-working space dan UMKM center, kelas ekonomi kreatif, waste treatment, passive design, dan fasilitas inkubator bisnis.
“Arsitek juga perlu berkontribusi dalam menangani permasalahan global. Penerapan konsep ini diharapkan menjadikan suatu rancangan yang bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar,” katanya.
Baca Juga : Prodi Arsitektur dorong Mahasiswa Asah Pengalaman dan Kreativitas dengan Ayda Awards 2022
Butuh waktu tiga bulan bagi Royan mengonsep dan membuat desain karyanya. Dengan memanfaatkan aplikasi 3d Sketchup untuk membuat 3d modelingnya, dan Photoshop untuk pembuatan presentation board.
“Saya berharap platform (Ayda) ini terus rutin diadakan. Sangat membantu bagi mahasiswa khususnya dari jurusan arsitektur maupun desain interior dalam memberikan pengalaman sebelum terjun ke profesionalitasnya,” harapnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)