Mahasiswa KKNT Arsitektur ITN Malang memaparkan desain Ekowisata Damping Padi di Kelurahan Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Ekowisata (ecotourism) menjadi tren saat ini. Hal ini didorong minat masyarakat untuk berwisata ke tempat-tempat yang masih alami. Fenomena ini juga dilirik oleh desa untuk mengembangkan potensi desa, serta memajukan daerahnya. Pasalnya ekowisata bisa dibuat oleh komunitas warga, atau warga desa dengan tetap berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan, dan budaya masyarakat.

Ekowisata Damping Padi terwujud dari konsep wisata alam yang diciptakan berdampingan dengan ekosistem sawah. Didesain oleh mahasiswa Arsitektur, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang), lewat Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN T). Program ini menjadi wujud pengabdian masyarakat di Kelurahan Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur pada Februari hingga Juli 2023 lalu.

Menurut Jarot Wahyono, S.T., M.Ars., salah satu dosen pendamping, konsep Ekowisata Damping Padi seminimal mungkin tidak merubah lahan eksisting persawahan. Oleh sebab itu diberi nama “Ekowisata Damping Padi”, yang mana adanya lahan persawahan juga akan memperkuat keberadaan tempat wisata.

Baca juga : KKN Tematik ITN Malang Sukses Paparkan Pengembangan Wisata Dua Desa di Bangkalan

“Wisata yang kami desain konsepnya tidak merubah ataupun merusak. Kalaupun ada lahan yang diubah hanya sedikit untuk menyesuaikan dengan wisatanya,” ujar Jarot.

KKNT Arsitektur mengangkat potensi yang dimiliki masyarakat Merjosari. Seperti kuliner, area pancing, taman bermain, ditambah amphitheater berbentuk pendopo terbuka. Di lokasi tersebut terdapat mata air yang digunakan warga sebagai sumber air kolam pemancingan. Rencananya akan ada dua kolam pemancingan. Kolam besar untuk pemancingan, sementara kolam lebih kecil untuk sarana pelengkap refreshing.

Prodi Arsitektur ITN Malang menjalin kerja sama dengan Kelurahan Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang dalam program KKN Tematik. (Foto: Istimewa)

Area wisata terlihat lebih asri dengan adanya sungai yang melintasi. Dikuatkan dengan kontur lahan wisata tetap mempertahankan keasliannya, hingga nantinya wisatawan benar-benar berada di alam pedesaan. Sementara untuk menambah keasrian juga ditawarkan pembangunan green house yang bisa ditanami berbagai tanaman, seperti sayuran, bunga, dan lain-lain. Dan tak kalah menarik adalah adanya spot foto untuk mengabadikan kedatangan wisatawan.

“Tempat wisata ini kan yang menginginkan warga, disampaikan kepada kami (Arsitektur ITN Malang). Jadi memang kami menggali keinginan warga seperti apa. Ini ada amphitheater yang bisa digunakan warga berlatih seni atau pentas kesenian,” lanjutnya.

Selain Jarot Wahyono, dosen yang ikut mendampingi KKNT di Kelurahan Merjosari adalah: Ir. Suryo Tri Harjanto, MT., Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., Ir. Gaguk Sukowiyono, MT., dan Komang Ayu Laksmi H.S, ST., M.Ars.

Untuk membuat desain wisata awalnya sebanyak enam mahasiswa Arsitektur yang tergabung dalam tim KKNT mengumpulkan data awal lewat kuesioner. Dilanjut dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan masyarakat dan aparat kelurahan setempat. FGD pertama menghasilkan tiga usulan wisata, dan FGD kedua membahas wisata yang akan didesain.

Baca juga : Tresno Baturetno, Wisata Minat Khusus Desa Penghasil Kopi Karya KKN Tematik ITN Malang Angkat 8 Isu Strategis

Menurut Jarot, melalui program KKNT selain masyarakat, mahasiswa juga banyak mendapat manfaat. Mereka mendapat pengalaman secara langsung saat terjun ke masyarakat. Bagaimana menghadapi beragamnya karakter warga, serta memberikan solusi atas bermacamnya ide yang disampaikan. Berbeda saat kuliah di kampus dengan tugas terbatas, di masyarakat mahasiswa bisa berfikir lebih kompleks.

“Terjun langsung ke masyarakat melatih mental komunikasi non akademik (mahasiswa). Posisi kami di KKNT hanya sebatas mendesain sebagai dokumen pelengkap syarat pengajuan pembiayaan. Saat ini gambar kerja tinggal revisi sedikit dan penyerahan berkas ke warga,” jelasnya. Jarot berharap kedepannya KKNT ITN Malang bisa dilaksanakan dengan tim lintas prodi. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Leave a Comment