Krisdiansyah, ST, alumnus Teknik Elektro, Program Studi Elektronika, angkatan 1993 ITN Malang. Owner dan Founder PT Wahana Sinar Majapahit (Majapahit Logistics), sekaligus Ketua Koperasi Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI). (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Bagaimana kehidupan setelah lulus kuliah, langsung mendapat pekerjaan, atau mencoba wirausaha? Mendapat pekerjaan sesuai dengan passion adalah dambaan setiap orang. Namun, yang lebih penting dari itu adalah bagaimana bisa tampil dengan sikap tangguh, tahan banting, dan berani.

Hal inilah yang disampaikan oleh A.M. Rina Widijanti Soewarli, alumnus Arsitektur angkatan 1983, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) saat membuka “Kuliah Tamu Technopreneurship” yang akan disampaikan oleh Krisdiansyah, ST, alumnus Teknik Elektro, ITN Malang. Kuliah tamu yang diadakan oleh Pusat Karir ITN Malang ini diikuti lebih dari 300 mahasiswa berbagai prodi yang sedang memprogram mata kuliah technopreneurship di semester ganjil 2023/2024. Digelar di Aula Kampus 1 ITN Malang, pada Jumat, (05/01/2024).

“Tangguh disini apapun yang terjadi tidak membuat kalian gentar. Tahan banting, semakin kalian dibanting malah akan semakin memiliki kemampuan untuk bertumbuh. Kami selaku alumni ingin adik-adik kami memiliki kekuatan. Kalian bisa berkaca pada kakak-kakak kalian yang telah eksis bagaimana mereka terus berjuang. Ada yang jadi direktur, owner, dan lain-lain. Semua itu tidak bisa dicapai tanpa ketangguhan,” kata Rina menyemangati. Ia merupakan Ketua IKA ITN Surya (Ikatan Keluarga Alumni, Institut Teknologi Nasional Surabaya Raya).

Sebagai pemateri tunggal adalah Krisdiansyah, ST, atau akrab dipanggil Tito. Ia merupakan alumnus Teknik Elektro, Program Studi Elektronika, ITN Malang, angkatan 1993. Krisdiansyah adalah Owner dan Founder PT Wahana Sinar Majapahit (Majapahit Logistics), sekaligus Ketua Koperasi Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI). Tito menyampaikan materi berjudul “Membentuk Jiwa Wirausaha yang Kompetitif, Kreatif, dan Inovatif di Era Milenial”.

Menurut Tito, sebagai generasi muda untuk menjadi seorang technopreneurship harus memiliki bekal yang bersumber dari dalam diri sendiri. Antara lain, menetapkan hati dan bergerak untuk menjadi seorang entrepreneurset up your mind and goal to be entrepreneur, membidik peluang usaha yang tepat bagi generasi milenial, membentuk generasi mandiri yang penuh dengan ide bisnis, meningkatkan kompetensi agar siap berwirausaha, meningkatkan kualitas pemuda yang berani berbisnis, serta pemuda siap dengan wirausaha yang inovatif.

“Menjadi seorang entrepreneur harus memahami bisnis terkait perencanaan strategi, dan manajemen keuangan. Meningkatkan inovasi dan kreativitas, mempelajari strategi pemasaran dan branding untuk menarik pelanggan. Serta paham akan keuangan bisnis, mencakup pembukuan dan cara mengelola arus kas,” jelas Tito.

Baca juga : IKA Elektro ITN Malang Sukses Gelar Reuni “Arek Elektro Kangen Kampus” (belum ada link)

Menentukan pikiran dan tujuan untuk menjadi wirausaha dengan sungguh-sungguh juga penting. Caranya dengan meningkatkan keterampilan komunikasi sehingga terjalin hubungan baik dengan pelanggan, mitra, dan karyawan. Memahami pasar dengan meneliti target pasar, sekaligus mengidentifikasi peluang, dan memahami perilaku konsumen. Manajemen waktu sehingga bisnis berjalan dengan efisien. Bisnis harus berkelanjutan, serta keterampilan soft skills dengan memperkuat keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan resolusi masalah.

Krisdiansyah, ST, (kemeja putih) bersebelahan dengan A.M. Rina Widijanti Soewarli, saat memberi “Kuliah Tamu Technopreneurship” di ITN Malang. (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)

Sebagai generasi milenial tentunya tidak asing dengan Chat GPT. Chat Generative Pre-training Transforme (Chat GPT) adalah kecerdasan buatan yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan tugas pekerjaan dalam waktu singkat. Misalnya dalam membantu menghasilkan ide konten, dan lain sebagainya.

Dikatakan Tito, banyak pemuda milenial punya kreatifitas sangat tinggi. Generasi milenial sangat terhubung dengan teknologi. Peluang usaha yang mengintegrasikan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, atau Internet of Things (IoT), cenderung menarik bagi mereka. Bisnis yang menawarkan solusi praktis, efisien, dan mudah diakses melalui platform digital juga memiliki daya tarik yang besar.

Namun Tito mengingatkan, usaha yang sesungguhnya itu ada pada pikiran, hati, dan jiwa. Maka perlu dibutuhkan soft skill yang merujuk pada keterampilan non-teknis atau keterampilan interpersonal yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi, berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan tugas dengan efektif di lingkungan profesional maupun sosial.

Untuk meningkatkan kompetensi generasi muda hal yang bisa dilakukan adalah menyediakan akses yang lebih baik ke pendidikan kewirausahaan. Sehingga pemuda terbantu memahami aspek-aspek dasar dalam menjalankan bisnis. Selain juga program pelatihan, lokakarya, atau kursus yang fokus pada keterampilan manajemen, pengembangan produk, pemasaran, dan keuangan dapat memberikan landasan yang kuat bagi mereka yang ingin memulai bisnis.

Baca juga : Bangkit dan Terus Berkarya, Reuni Planologi ’85 ITN Malang Dihadiri PJ. Wali Kota Malang dan Sekda Kota Samarinda

Tak kalah penting adalah membangun jaringan yang solid dengan para mentor atau entrepreneur berpengalaman dapat memberikan pandangan yang berharga dan dukungan langsung. Mentor dapat memberikan nasihat, berbagi pengalaman, dan membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin mereka hadapi dalam memulai bisnis. Jaringan yang kuat juga membuka pintu untuk kolaborasi dan peluang bisnis yang lebih luas.

“Anda punya jaringan yang banyak, dengan alumni banyak, dan kompak. Di situ ada jaringan yang bisa untuk usaha bersama. Posisikan diri kalian untuk tangguh, tahan banting. Mindset entrepreneur harus berjalan seiring waktu. Satu lagi terpenting, ketika anda bertemu orang maka jangan merasa hebat. Anda harus belajar dari mereka,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Leave a Comment