Keluar dari Zona Nyaman, Siti Fathimah Ikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka ke Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Malang, ITN.AC.ID – Senang, bahagia, dan bersyukur. Itulah yang dilontarkan oleh Siti Fathimah sepulangnya dari Banda Aceh. Sifa panggilan akrab Siti Fathimah merupakan mahasiswa Prodi Arsitektur S-1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Ia bersama puluhan mahasiswa dari berbagai daerah menjadi tamu dan mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa (PMM) 2 di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh mulai Agustus hingga Desember 2022. Sifa keluar dari zona nyaman sebagai mahasiswa untuk mencari tantangan, sekaligus pengalaman di universitas lain. Dengan mengikuti PMM 2 ia memiliki banyak relasi mahasiswa dari seluruh Indonesia. Merasakan perkuliahan di prodi dan kampus yang berbeda. “Saya ingin punya pengalaman yang berbeda. Tidak hanya fokus pada zona nyaman sebagai mahasiswa yang hanya kuliah dan kosan. Alhamdulillah, sangat senang, bahagia, dan bersyukur. Bertemu banyak teman baru, dan bisa keliling Banda Aceh sambil belajar. Apalagi nilainya juga bisa di konversi ke mata kuliah,” cerita Sifa saat dihubungi lewat sambungan whatsapp, Senin (19/12/2022). Menurut Sifa, mengikuti kegiatan modul nusantara sangat menyenangkan. Karena banyak kegiatan yang langsung terjun ke masyarakat untuk mengenal kebudayaan daerah. Biasanya kegiatan modul nusantara dilakukan hari Sabtu, dan Minggu. Mahasiswa dikenalkan kepada kebudayaan, makanan dan oleh-oleh khas daerah, kearifan lokal, serta keindahan alam Banda Aceh.
Baca juga : Anak-anak TK Sekar Indah Asik Belajar dengan Mahasiswa PMM ITN MalangNamun, pengalaman paling berkesan adalah saat mereka ke Pulau Sabang. Disana Sifa dan teman-temannya melakukan beberapa kegiatan. Seperti mengunjungi Tugu Nol Kilometer Sabang yang terletak di Pulau Weh, menikmati Taman I Love Sabang yang berada tepat di Cot Ba’u, Kota Sabang, menginap di Pantai Iboih, dan juga mengunjungi beberapa destinasi wisata lainnya. Mereka juga mengunjungi sekaligus belajar sejarah di Museum Tsunami Aceh, dan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Baca juga : Mahasiswa Inbound ITN Malang Belajar Melihat Peluang Usaha Bakso“Program PMM sayang kalau dilewatkan oleh mahasiswa. Sebenarnya persyaratannya mudah, seperti menyiapkan dokumen sesuai dengan persyaratan, menjawab tes kebhinekaan dengan baik dan sesuai. Tes ini tidak ada jawaban benar atau salah. Namun, bagaimana cara kita menanggapi suatu keadaan, dan apa yg harus kita lakukan dengan keadaan tersebut,” tandasnya berharap mahasiswa ITN Malang lainnya bisa memanfaatkan Program PMM 3 tahun 2023. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)