I Wayan Nicola Kurnia Sartika, lulusan terbaik Arsitektur S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang pada Wisuda ke-72, Periode II, Tahun 2024.
Malang, ITN.AC.ID – Wellness resort merupakan tempat yang menawarkan akomodasi secara khusus, fasilitas dan kegiatan untuk meningkatkan kesehatan. Wellness resort tidak hanya berfokus pada kondisi bebas dari suatu penyakit, tetapi juga mencakup kesejahteraan secara holistik, baik secara fisik, mental, dan sosial.
Wellness resort juga dapat berfungsi sebagai sektor pariwisata untuk memenuhi permintaan wisatawan yang ingin melakukan aktivitas kesehatan dan kebugaran. Misalnya meditation centre, spa, gym, treatment centre, amphitheater, specialty restaurant, dan lain-lain.
Kawasan Ubud, Bali, merupakan salah satu tempat yang strategis sebagai tujuan destinasi pariwisata berbasis kesehatan. Ubud juga memiliki karakteristik ketenangan dan budaya yang masih terjaga untuk menunjang aktivitas.
Potensi wellness resort inilah yang coba digali oleh I Wayan Nicola Kurnia Sartika, lulusan terbaik Arsitektur S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Pemilik IPK 3,77 ini melakukan perancangan Mule Wellness Resort di Ubud dengan pendekatan arsitektur salutogenesis.
“Perancangan wellness resort bertujuan untuk merancang resort berbasis pada pilar wellness theory melalui pendekatan arsitektur salutogenesis yang mengikutsertakan kearifan lokal,” jelas Nicola biasa disapa. Pemuda asal Gianyar Bali ini ikut diwisuda pada wisuda ke-72 periode II tahun 2024.
Dijelaskan Nicola, Mule Wellness Resort dapat menghasilkan desain yang memenuhi kriteria yang menekankan pada penyediaan fasilitas dan aktivitas yang memberikan kenyamanan dan dampak positif terhadap psikologi pengguna.
Baca juga:Tim Debat Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Juara 3 Lomba Debat Malang Architecture Week (MAW) 2024
Arsitektur salutogenik merupakan pendekatan desain arsitektur berfokus pada kesejahteraan penghuninya dengan menerapkan teori salutogenesis. Desain ini memberikan elemen aktif dengan memadukan unsur alam dan kearifan lokal untuk memberikan respon psikologis positif dan dapat menunjang aktivitas secara nyaman. Sementara teori salutogenesis sendiri adalah pendekatan dalam ilmu kesehatan yang berfokus pada kesehatan dan bukan pada penyakit.
Pilar wellness yang dipakai terdiri atas beberapa bagian. Yaitu, mind wellness memberikan pengaruh positif terhadap pikiran, physical wellness untuk memberikan kebugaran, dan social wellness dengan memberikan rasa kolaborasi terhadap suatu individu.
Mule Wellness Resort, Ubud Bali rancangan I Wayan Nicola Kurnia Sartika mahasiswa Arsitektur ITN Malang.
Pilar wellness yang dipakai terdiri atas beberapa bagian. Yaitu, mind wellness memberikan pengaruh positif terhadap pikiran, physical wellness untuk memberikan kebugaran, dan social wellness dengan memberikan rasa kolaborasi terhadap suatu individu.
Sementara metode yang diterapkan dalam perancangan ini adalah concept-based framework. Wellness resort berfokus pada pencapaian kesejahteraan penggunanya, sehingga perhatian utama diberikan kepada kebutuhan fasilitas dan fungsi ruang. Termasuk fungsi akomodasi, area kesehatan, fasilitas pendukung, serta fungsi manajemen, dan layanan.
“Desainnya mengikutsertakan unsur alam untuk mencapai kesehatan holistik. Serta mengikutkan budaya lokal berupa penerapan penataan masa tri mandala. Membagi suatu kawasan menjadi 3 area, yaitu utama, transisi, dan service. Juga menerapkan bentuk bangunan tri angga serta penerapan material lokal,” bebernya. Dalam menyelesaikan skripsi ini ia dibimbing oleh dosen Bayu Teguh Ujianto, S.T., M.T., dan Ir. Suryo Tri Harjanto, M.T.
Baca juga: Dekan FTSP ITN Malang: Alumni Menjadi Pelopor Ciptakan Peluang Kerja Baru
Nicola merupakan alumnus SMAN 1 Gianyar Bali, dan putra dari pasangan I Wayan Yudi Sartika, dan Ni Made Purwatini. Menurutnya Arsitektur ITN Malang memiliki sistem pembelajaran fleksibel. Dosen memaksimalkan potensi mahasiswa. Dengan memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mendesain, berpikir kreatif, dan inovatif dalam merancang.
“Dosen dalam penyampaiannya sangat informatif dan mudah dipahami. Serta memberikan kesempatan mahasiswa terjun secara langsung dengan program magang, sehingga menjadi suatu jembatan dalam rangka persiapan pada dunia kerja,” katanya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)